JAKARTA, WARTAAGRIBISNIS.COM – Tahun 2023 telah berlalu dan meninggalkan catatan kinerja bagi Karantina DKI Jakarta. Tidak hanya dalam pelayanan perkarantinaan impor, ekspor dan antar area, catatan kinerja Karantina DKI Jakarta juga dievaluasi terkait capaian pengawasan terhadap penangkapan, tindakan penahanan, penolakan dan pemusnahan, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), persentase serapan anggaran, indek kepuasan masyarakat serta kegiatan-kegiatan strategis lainnya. Dalam kesempatan ini pada Selasa, 2 Januari 2024 Balai Besar Karantina Ikan, Hewan dan Tumbuhan DKI Jakarta menggelar konfrensi pers terkait kinerja Tahun 2023 yang berlangsung di Ruang Pertemuan Balai Besar Karantina Ikan, Hewan dan Tumbuhan DKI Jakarta.
Dalam kesempatan tersebut, Kepala Balai Besar Karantina Ikan, Hewan dan Tumbuhan DKI Jakarta, Hasrul, kepada awak media menyampaikan,” Untuk Bidang Pengawasan dan Penindakan (Wasdak), pada tahun 2023 cukup banyak terjadi pelanggaran terhadap peraturan perkarantinaan yang ditandai dengan banyaknya penangkapan dan penahanan serta pemusnahan yang dilakukan. Masuknya satwa liar illegal masih cukup marak terjadi, karena penjualan atau permintaan konsumen terhadap satwa liar untuk dipelihara para peng”hobby” masih banyak. Berbagai jenis ular eksotik seperti ular sanca, ular chondro dan ular jenis lain serta berbagai jenis burung seperti kakak tua raja dan nuri, jenis primata lainnya sering diseludupkan. Kerja sama dengan beberapa instansi seperti Badan Inteligen Strategis (BAIS) TNI, Polairud Baharkam Polri, Polres Tanjung Priok dan Polres Jakarta Utara sangat membantu optimalisasi penjagaan di pelabuhan tersebut”ujarnya.
Hasrul menambahkan, “Di Bidang Karantina Hewan, Karantina DKI Jakarta telah memberikan perlindungan pelepasan impor sebanyak lebih dari 22 ribu kali dengan volume lebih dari 1,1 juta ton. Meskipun frekuensi impor tersebut mengalami fluktuasi sejak 2021 hingga 2023, tren volume impor cenderung meningkat dari 794 ribu ton pada tahun 2021, menjadi 1 juta ton pada tahun 2022 hingga 1,1 juta ton pada tahun 2023. Berbeda dengan impor, sertifikasi dan volume ekspor karantina hewan secara konsisten meningkat sejak tahun 2021 hingga 2023. Capaian peningkatan frekuensi dan volume ekspor pada tahun 2023 masing-masing 40% dan 92%. Kegiatan pelayanan antar area masuk juga menunjukkan penurunan frekuensi dan volume sebesar 32% dan 20% pada tahun 2023. Sedangkan kegiatan pelayanan antar area keluar mengalami dinamika dari tahun 2021 hingga 2023 dengan persentase peningkatan frekuensi sebesar 78% dan sedikit persentase penurunan volume sebesar 1,7 %,.
“Di Bidang Karantina Tumbuhan, Karantina DKI Jakarta telah memberikan pelepasan sertifikasi impor sebanyak lebih dari 42 ribu kali dengan volume lebih dari 5,6 juta ton. Walaupun frekuensi impor tersebut mengalami fluktuasi sejak tahun 2021 hingga 2023, tren volume impor cenderung menurun dari 5,9 ribu ton pada tahun 2021, menjadi 5,68 juta ton pada tahun 2022 hingga 5,62 juta ton pada tahun 2023. Hampir sama dengan impor, sertifikasi dan volume ekspor batasan tumbuhan juga mengalami dinamika sejak tahun 2021 hingga 2023. Meskipun ada penurunan volume ekspor sebesar 7%, frekuensi ekspor meningkat sebesar 12% pada tahun 2023. Kegiatan sertifikasi pelayanan antar area masuk dan keluar juga menunjukkan peningkatan dengan penurunan volume yang konsisten sejak 2021 hingga 2023 pada pelayanan antar area masuk dan peningkatan volume yang konsisten sejak 2021 hingga 2023,”jelas Hasrul.(ask)