Canggih, Peneliti Indonesia Ciptakan Aplikasi untuk Tentukan Kualitas Padi

Demo Nasabah Mitra Umat, Rizal Bawazier Ungkapkan di RDPU Komis VI DPR-RI

Jakarta, wartaagribisnis.com - Untuk saat ini koperasi-koperasi yang lain bagus, cuman Koperasi Simpan Pinjam (KSP) saja yang sering banyak masalah dan terlalu banyak mafianya...

Menko Pangan Apresiasi Strategi Digitalisasi Layanan Karantina

Jakarta, wartaagribisnis.com - Zulkifli Hasan, Menteri Koordinator Bidang Pangan mengapresiasi strategi dan langkah yang dilakukan Kepala Badan Karantina Indonesia (Barantin), Sahat M Panggabean guna...

Melalui Jalan Sehat, Barantin Ajak Masyarakat Lindungi Keaneragaman Hayati Indonesia

Jakarta, Wartaagribisnis.com – Merayakan peran perkarantinaan hewan, ikan dan tumbuhan dalam melindungi keanekaragaman hayati Indonesia selama kurang lebih 147 tahun, Badan Karantina Indonesia (Barantin)...

ABUPI Terus Dorong Pertumbuhan Ekonomi Daerah

Samarinda, wartaagribisnis.com-Bertempat di Hotel Aston, Samarinda, Asosiasi Badan Usaha Pelabuhan Indonesia (ABUPI) menyelenggarakan acara Focus Group Discussion (FGD) pada Kamis, 17 Oktober 2024 dengan...

Manfaat Sistem Pertanian Terpadu untuk Petani Modern

SISTEM pertanian terpadu (Integrated Farming System) adalah pendekatan pertanian yang menggabungkan berbagai jenis usaha tani, seperti pertanian tanaman pangan, peternakan, perikanan, dan kehutanan dalam...

Sebagai makanan pokok, beras merupakan salah satu komoditas pangan utama di Indonesia. Tingkat produktivitas padi pun menjadi salah satu penunjang guna mewujudkan swasembada pangan di Indonesia.

Kondisi saat ini, produksi padi di Indonesia mengalami beberapa hambatan, seperti faktor musim, nutrisi yang kurang memadai, serta serangan hama dan penyakit. Selain itu, masih banyak petani dan penyuluh pertanian lapangan (PPL) yang belum memiliki cukup pengetahuan tentang pola yang tepat dalam menanam padi.

Berbagai kondisi itu mendorong sejumlah dosen dari Universitas Padjadjaran (Unpad) untuk menciptakan inovasi yang diberi nama “Decision Support System (DSS) Padi”.

Aplikasi pada perangkat telepon pintar berbasis android tersebut akan memudahkan petani dan PPL dalam mengidentifikasi kecukupan pupuk nitrogen serta serangan penyakit blas dan bercak coklat pada tanaman padi.

Ketua tim pengembangan DSS Padi, Ir. Mimin Muhaemin, PhD., mengatakan bahwa aplikasi yang mereka rancang lebih praktis dan akurat dibandingkan dengan alat identifikasi yang selama ini digunakan oleh para petani.

“Sebenarnya ada alat dari pemerintah berupa Bagan Warna Daun (BWD), tetapi banyak petani yang tidak menggunakannya dengan alasan kurang praktis. Kalau lewat ponsel, semua petani dan PPL dapat melakukannya karena pasti memilikinya,” ujar Mimin. seperti dikutip dari unpad.ac.id

Salah seorang peneliti lainnya, Muhammad Saukat, M.T., mengatakan bahwa pemakaian aplikasi ini diawali dengan registrasi pengguna. Registrasi diperlukan untuk mengidentifikasi nama pengguna, lokasi tanam, dan jenis padi yang ditanam.

Berbagai data itu akan tersimpan di database untuk keperluan pengembangan aplikasi. Pengguna dapat mengunggah foto daun tanaman padi ke aplikasi, baik foto yang diambil secara langsung ataupun foto yang telah tersimpan di galeri ponsel.

Foto yang telah diunggah akan dikirim ke server untuk dianalisis. Akhirnya, server akan mengirimkan hasil analis terkait kecukupan pupuk kepada pengguna dalam jeda waktu yang relatif singkat.

“Supaya pemrosesan image di server lebih maksimal, foto yang diunggah sebaiknya dalam jumlah besar dengan beberapa angle,” kata Saukat.

Kedepannya, aplikasi DSS Padi akan dilengkapi dengan kemampuan mengolah foto agar lebih presisi untuk menghasilkan analisis yang lebih presisi pula.

Terkait identifikasi penyakit blas, kerusakan pada tanaman padi disebabkan oleh dua faktor yaitu biotik dan abiotik. Faktor biotik contohnya serangan hama, penyakit, jamur, dan hematoda. Sementara faktor abiotik contohnya adalah kekurangan unsur hara.

Kerusakan akibat dua faktor itu terbilang cukup mirip. Jika petani dan PPL kurang berpengalaman, dikhawatirkan terjadi kesalahan dalam penanganannya. Oleh karena itu, adanya aplikasi DSS Padi diharapkan dapat membantu mereka dalam melakukan identifikasi dengan cara yang praktis, yaitu menggunakan ponsel masing-masing.

Pengembangan aplikasi DSS Padi bekerja sama dengan Yanmar Environmental Sustainability Support Association (YESSA) di Jepang selaku pemberi hibah.

Dalam uji lapangan, tim peneliti berkoordinasi dengan Dinas Pertanian di empat kabupaten sasaran, yaitu Cianjur, Bandung, Sumedang, dan Indramayu. Tiap-tiap kabupaten mewakili wilayah dataran tinggi, sedang, dan rendah.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Hot Topics

Demo Nasabah Mitra Umat, Rizal Bawazier Ungkapkan di RDPU Komis VI DPR-RI

Jakarta, wartaagribisnis.com - Untuk saat ini koperasi-koperasi yang lain bagus, cuman Koperasi Simpan Pinjam (KSP) saja yang sering banyak masalah dan terlalu banyak mafianya...

Menko Pangan Apresiasi Strategi Digitalisasi Layanan Karantina

Jakarta, wartaagribisnis.com - Zulkifli Hasan, Menteri Koordinator Bidang Pangan mengapresiasi strategi dan langkah yang dilakukan Kepala Badan Karantina Indonesia (Barantin), Sahat M Panggabean guna...

Melalui Jalan Sehat, Barantin Ajak Masyarakat Lindungi Keaneragaman Hayati Indonesia

Jakarta, Wartaagribisnis.com – Merayakan peran perkarantinaan hewan, ikan dan tumbuhan dalam melindungi keanekaragaman hayati Indonesia selama kurang lebih 147 tahun, Badan Karantina Indonesia (Barantin)...

Related Articles

Demo Nasabah Mitra Umat, Rizal Bawazier Ungkapkan di RDPU Komis VI DPR-RI

Jakarta, wartaagribisnis.com - Untuk saat ini koperasi-koperasi yang lain bagus, cuman Koperasi Simpan Pinjam (KSP) saja yang sering banyak masalah dan terlalu banyak mafianya...

Menko Pangan Apresiasi Strategi Digitalisasi Layanan Karantina

Jakarta, wartaagribisnis.com - Zulkifli Hasan, Menteri Koordinator Bidang Pangan mengapresiasi strategi dan langkah yang dilakukan Kepala Badan Karantina Indonesia (Barantin), Sahat M Panggabean guna...

Melalui Jalan Sehat, Barantin Ajak Masyarakat Lindungi Keaneragaman Hayati Indonesia

Jakarta, Wartaagribisnis.com – Merayakan peran perkarantinaan hewan, ikan dan tumbuhan dalam melindungi keanekaragaman hayati Indonesia selama kurang lebih 147 tahun, Badan Karantina Indonesia (Barantin)...